KUBU RAYA – Dinas Komunikasi dan Informatika Kubu Raya menjadi satu di antara 33 kabupaten/kota yang masuk ke dalam Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) yang dikelola oleh Computer Securty Incident Response Team (CSIRT) Tahap IV Badan Siber dan Sandi Negara.
Hal tersebut usai Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Republik Indonesia kembali meresmikan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) atau Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS) di Aula dr. Roebiono Kertopati Kantor BSSN Sawangan, Depok, Jawa Barat, pada Kamis (10/10/2024) lalu.
Kepala BSSN, Hinsa Siburian menyampaikan bahwa saat ini ada ruang siber yang merupakan dunia baru selain darat, laut, dan udara. Seperti juga di dunia nyata, di ruang siber selalu ada peluang untuk kesejahteraan manusia, tetapi juga terdapat ancaman di dalamnya.
Lalu, bagaimana mengamankan ruang siber itu mengingat potensi ancaman yang jelas-jelas ada dan akhir-akhir ini sering terjadi.
“Wujud negara hadir dengan membentuk BSSN, kemudian BSSN sedang dalam proses membangun pasukan siber yang disebut CSIRT atau Tim Tanggap Insiden Siber (TTIS),” kata Hinsa.
“Kegiatan Launching TTIS Bersama hari ini merupakan salah satu upaya kita bersama untuk berkolaborasi dan terus bersinergi dalam menghadapi tantangan di ruang siber kedepannya,” sambung Hinsa.
Tambahnya lagi, TTIS dibentuk untuk mencegah, menangani, dan memulihkan insiden siber dalam organisasi. Selain itu, sebagai salah satu upaya menghadapi potensi ancaman siber, dari aspek kebijakan telah ditetapkan Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional (SKSN) dan Manajemen Krisis Siber Nasional (MKS).
Ia menegaskan, upaya-upaya ini tidak dilakukan oleh satu pihak saja, melainkan dilaksanakan dengan sinergitas seluruh pemangku kepentingan, yang dalam hal ini adalah penyelenggara negara, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas (masyarakat) untuk bersama-sama mewujudkan keamanan siber Indonesia yang lebih baik.
Sementara itu, Kepala Bidang Persandian Diskominfo Kubu Raya, Aprin Gutawa mengatakan dalam penyelenggaraan data informasi sistem elektronik di pemerintahan keamanan siber sangat diperlukan, hal ini tidak terlepas dengan adanya serangan siber yang mengancam keamanan data di sistem elektronik.
“Dalam tahun ini saja telah beberapa kali tejadi insiden baik secara nasional maupun yang terjadi di Kubu Raya sendiri, Kita berharap seiringan dengan dibentuknya TTIS, pemangku kepentingan (stakeholder) yang ada di kabupaten Kubu Raya dapat beradaptasi dengan proses keamanan siber yang terus berkembang. Karenanya tim ini akan berperan penting dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan merespons berbagai ancaman siber secara cepat dan efektif. Keberadaan tim ini tidak hanya akan meningkatkan kesiapsiagaan kita dalam menghadapi serangan. Tetapi juga memastikan bahwa kami dapat melindungi data dan informasi penting yang ada,” jelasnya.
Selain itu, ia juga yakin dengan pelatihan dan kolaborasi yang berkelanjutan, dapat memperkuat pertahanan siber khususnya Pemerintahan di kabupaten Kubu Raya. Menurutnya langkah ini turut membantu ciptakan ruang siber yang aman, dalam penyimpanan maupun pengiriman data secara elektronik.
“Kita optimis dengan bergabung ke TTIS kepercayaan masyarakat semakin bertambah, begitu juga pemangku kepentingan. Karena keamanan informasi di Kabupaten Kubu Raya menjadi prioritas utama kita untuk pelayanan publik dapat berjalan dengan lancar,” ungkapnya.